Senin, 22 Januari 2018

Khutbah Jum’at Ustadz H. Abdul Somad, Lc. MA di Masjid Agung An-Nuur (06 Juli 2012)

Khutbah Jum’at di Masjid Agung An-Nuur (06 Juli 2012)

Khutbah Jum’at di Masjid Agung An-Nuur (06 Juli 2012)
Ustadz H. Abdul Somad, Lc. MA
Hadirin jama’ah jumat yang dimuliakan Allah SWT.
Banyak saudara-saudara kita, kerabat kita, tetangga kita yang sangat ingin sampai kepada hari ini dan bulan ini, hari ini kita sampai kepada hari yang dimuliakan oleh Allah SWT di antara tujuh hari yang diciptakan oleh Allah, hari ini disebut sebagai “sayyidul ayyam” (induk dari segala hari), tapi orang-orang yang berkeinginan untuk sampai pada hari ini, untuk sampai pada bulan ini, ajal telah mendahului mereka, oleh sebab itu tidak dapat ikut berkumpul bersama kita melaksanakan fardhu jum’ah pada hari ini.
Ada pula sebagian di antara kita yang umurnya sampai, akan tetapi terbaring di rumah sakit, dalam keadaan perjalanan panjang (ibnu sabil), mereka pun juga tak dapat ikut bersama kita.
Ada sebagian yang lain, umurnya panjang, dianugerahkan Allah SWT kesehatan, fisik dan mental, sempurna, akan tetapi juga tak dapat ikut bersama kita. Apa sebab? Dicabut Allah SWT nikmat istiqamah, iman dan Islam dari dalam hatinya.
Oleh sebab itu kalau pada saat ini kita dapat datang berkumpul di rumah Allah, menyambut seruan azan, panggilan sepekan sekali fardhu jum’at berjama’ah, maka sesungguhnya ada tiga nikmat besar yang ada dalam diri kita diberikan Allah SWT. Saat ini kita masih hidup, saat ini kita masih sehat, dan saat ini kita masih diberikan Allah SWT nikmat istiqamah, iman dan Islam. Tak ada ungkapan yang paling indah keluar dari mulut seorang muslim, seorang mukmin selain ucapan “Alhamdulillah”.
Oleh sebab itu salah satu rukun dari khutbah ini adalah mengucapkan hamdalah, memuji Allah SWT, sampai-sampai dikatakan Nabi SAW:
كل أمر ذي بال (Semua amal yang baik)
و لم يبدء بحمد الله (Kalau tak diawali, kalau tidak dimulai dengan ucapan pujian kepada Allah SWT)
فهو أقطع (Maka amal itu terputus, tidak bernilai di hadapan Allah SWT)
Bersyukur kepada Allah dengan ucapan “alhamdulillah”, bersyukur kepada Allah dengan perbuatan, melaksanakan segala perintah Allah, menjauhi segala larangan Allah SWT. Allah berjanji dalam al-Qur’an:
لئن شكرتم (Kalau kamu bersyukur-kata allah-)
لأزيدنكم (Pasti akan aku tambah nikmatku itu padamu, akan tetapi kalau kita tidak syukuri nikmat Allah yang begitu banyak, maka Allah pun juga punya janji bagi orang-orang yang tak bersyukur)
ولئن كفرتم (Kalau kamu kufur, kalau kamu tutupi nikmat itu, kalau kamu tidak tampakkan dia ke permukaan, tidak kamu syukuri)
إن عذابي لشديد (Sesungguhnya azabku amat sangat pedih)
Hadirin jama’ah jum’at yang dimuliakan Allah SWT.
Tak terasa hari berganti pekan, pekan berganti bulan, bulan berganti tahun, saat ini kita sudah sampai pada tanggal 16 sya’ban. Sya’ban, yang merupakan bulan yang sangat dimuliakan dan diagungkan, diagungkan oleh Allah dan dimuliakan oleh Rasulullah SAW. Sampai-sampai sahabat Nabi bernama Usamah bin Zaid merasa heran melihat Nabi SAW, lalu dia ingin tahu mengapa Nabi begitu banyak beribadah kepada Allah di bulan ini, maka dia pun bertanya kepada Rasulullah:
يا رسول الله (Kata Usamah bin Zaid radhiallahu anhu: Wahai Rasulallah )
لم أراك تصوم شهرا من الشهور ما تصوم في شعبان (Aku tidak pernah melihat engkau berpuasa lebih banyak dibandingkan bulan yang lain selain Ramadhan, dibanding 10 bulan yang lain, engkau lebih banyak berpuasa di bulan sya’ban. Apa sebab ya Rasulallah? Mengapa engkau tingkatkan ibadahmu di bulan ini? Apa jawab Rasulullah SAW?)
ذاك شهر ترفع فيه الأعمال (Pada bulan itu diangkat amal ke hadapan Allah SWT. Semua kita ini punya buku catatan amal, semua manusia yang hidup di atas permukaan bumi, ada malaikat yang mencatat semua amalnya. Apa kata Allah dalam al-Quran:)
ما يلفظ من قول (Satu kata yang keluar dari mulut anak adam)
إلا لديه رقيب عتيد (Ada malaikat yang mencatat, ada malaikat yang mengawasi, lalu buku catatan itu diangkat ke hadapan Allah SWT. Catatan tahunan diangkat di bulan Sya’ban.)
Lalu mengapa Nabi berpuasa banyak di bulan Sya’ban?
و أحب أن يرفع عملي و أنا صائم (Aku ingin, aku suka, aku berharap ketika amalku diangkat ke hadapan Allah SWT, saat itu aku sedang berpuasa.)
Apa hubungan amal diangkat dengan orang berpuasa? Maka sesungguhnya dengan memperbanyak puasa di saat amal diangkat, di situ kita ingin menunjukkan identitas kita sebagai manusia, tidak seperti yang diprediksi oleh para malaikat ketika Allah ingin menciptakan kita, saat itu malaikat bertanya, saat itu malaikat komplain-tak setuju-:
اتجعل فيها من يفسد فيها (Ya Allah, apakah engkau akan ciptakan mereka yang hanya akan berbuat kerusakan )
و يسفك الدماء (Mereka hanya akan berperang, saling membunuh dan menumpahkan darah?)
و نحن نسبح بحمدك و نقدس لك (Kami bertasbih, kami mensucikan, kami mengagungkan-Mu. Ya Allah, kalau hanya untuk menciptakan makhluk baru bernama manusia, tak perlu engkau ciptakan, karena kami sudah cukup untuk bertasbih mengagungkan-Mu. Tapi Allah SWT punya rahasia lain, apa jawab Allah?)
إني أعلم ما لا تعلمون (Aku lebih tahu apa yang tidak kamu ketahui)
Pada saat ini, ketika buku catatan amal kita diangkat, saat itu Allah tanya kepada para Malaikat: Hai Malaikat-Ku, ketika amal mereka engkau angkat apa yang sedang mereka lakukan? Saat itu Malaikat banggakan kita di hadapan Allah, saat itu Malaikat akan menjawab di hadapan Allah SWT: Ya Allah, ketika amalnya aku angkat, saat itu ia sedang dalam keadaan berpuasa. Kita masuk dalam kelompok orang-orang yang dibanggakan oleh Allah SWT kepada para Malaikat.
Hadirin jama’ah jum’at yang dimuliakan Allah SWT.
Kalau Nabi Muhammad yang kedudukannya “Sayyidul Anbiya’i wal Mursalin”, dosanya sudah diampuni yang lalu dan yang akan datang, begitu ia menghidupkan bulan Sya’ban, lalu bagaimana dengan kita, yang bulan ini sudah lewat 16 hari, apa yang sudah kita isi di bulan yang baik dan mulia ini. Bulan yang disebut dengan” تشعّبت فيه البركة ” pada bulan ini bercabang-cabang keberkahan dan kebaikan.
Yang lalu tak dapat diulang, yang lewat tak dapat kembali, pepatah arab mengatakan: لن ترجعَ الأيامُ التي ماضت (yang lewat tak mungkin dapat terulang kembali). Akan tetapi ada sisa 14 hari menjelang masuknya bulan suci Ramadhan, mari kita tingkatkan kualitas amal ibadah kita kepada Allah SWT.
Kita sudah terlalu sibuk dengan urusan keduniawian, sehingga kita lalai kepada Allah SWT, maka setiap laki-laki yang baligh dan berakal diwajibkan untuk –paling tidak- satu hari ini khusus pada hari jumat dalam satu pekan, dia mendengarkan satu wasiat taqwa masuk ke telinganya, masuk ke ujung otaknya, masuk ke dalam pangkal hatinya, agar dia dapat melaksanakan hidupnya itu dengan diisi dengan ibadah.
Hadirin jama’ah jum’at yang dimuliakan Allah SWT.
Ketika Allah SWT beri kita hidup sampai saat ini, sampai hari yang agung dan mulia, hari jum’at, di bulan agung dan mulia, bulan sya’ban, apa sebenarnya yang diinginkan Allah SWT?
Banyak orang-orang di sekeliling kita tak lagi ada bersama kita, masih terbayang raut wajah mereka, masih teringat kita dengan ucapan mereka, tapi jasad mereka tak ada bersama kita. Lalu kita masih dibiarkan Allah berjalan di atas permukaan bumi ini, apa yang diinginkan Allah Ta’ala dari kita? Maka jawabannya disebutkan dalam surah al-Mulk:
الذي خلق الموت (Allah yang menciptakan mati)
والحياة (Allah juga yang menciptakan hidup. Untuk apa Dia buat hidup dan mati, Dia buat ada kelahiran ada kematian, ada buaian ada liang lahad, lalu mengapa kita berada di antara dua itu?)
ليبلوكم أيكم أحسن عملا (Untuk menguji, tak lain tak bukan yang ingin diuji oleh Allah SWT adalah siapa yang paling baik amalnya. )
Allah tak lihat siapa yang paling kaya di antara kita, Allah tak menilai siapa yang paling tinggi jabatannya di antara kita, Allah SWT tidak meletakkan kemuliaan siapa yang paling berilmu di antara kita. tapi yang dilihat Allah SWT adalah:
إن الله لا ينظر إلى أجسامكم (Allah tak melihat, Allah tak memperhatikan bentuk tubuh kamu)
و لا إلى صوركم (Allah tak menengok bentuk rupa kamu. Lalu apa yang dilihat Allah dari kita? )
و لكن ينظر إلى قلوبكم (Yang ditengok, yang diperhatikan, yang dilihat oleh Allah SWT adalah hati kamu) و أعمالكم (dan amal kamu)
Oleh sebab itu kalau Allah sampaikan usia kita pada hari ini, bulan yang mulia ini, maka kita buktikan kepada Allah, Ya Allah, Kau sampaikan aku sampai saat ini, maka inilah bukti amal, kita tunjukkan kepada Allah SWT.
Hadirin yang dimuliakan Allah SWT.
Kalau sampai masa itu tiba, tak dapat ditunda walau sesaat pun. Ada sebagian orang menyangka dia masih hidup saat ini karena dia menjaga kesehatan, banyak orang yang sehat mati mendadak. Ada sebagian orang menyangka dia hidup sampai saat ini karena dia muda belia, banyak orang yang muda mati tiba-tiba. Oleh sebab itu mengapa kita masih ada sampai saat ini di atas bumi Allah ini, Allah uji kita, sanggup tak kita isi ini dengan amal yang baik. Maka mari kita buktikan kepada Allah SWT. Kalau sampai masanya:
إذا جاء أجلهم (Kalau ajal mereka sampai)
لا يستأخرون ساعة (Tak dapat ditunda walau sesaat)
ولا يستقدمون (Tak pula dapat dimajukan walaupun sesaat)
Ketika sampai masanya, apa yang akan mengiringi kita?
يتبع الميت ثلاث (Yang mengiringi kita nanti ke alam barzakh, ke liang lahad, tak kurang tak lebih hanya ada tiga saja. Yang pertama yang mengiringi kita adalah:)
ماله (Hartanya, harta yang begitu banyak dicari pagi pulang petang, peras keringat banting tulang, dia ikut mengiringi kita, tapi apakah dia akan sampai masuk ke dalam? Yang kita bawa hanya tiga helai kain putih yang tak berjahit, itu yang menemani kita di dalam. Lalu apalagi yang akan mengiringi kita? )
أهله (Keluarga; anak, cucu, cicit, keponakan, menantu, handai taulan, kerabat, tetangga, semua ikut mengiringi kita, mau mereka masuk ke dalam? Mungkin ada 2/3/4 orang akan masuk menyambut jenazah kita, diletakkan kita di liang lahad, setelah itu dia naik ke atas, mereka akan menimbun kita, mereka akan menginjak kita, setelah itu mereka doakan, setelah itu mereka pun pulang kembali ke rumah masing-masing.)
يرجع اثنان ويبقى واحد (Yang dua kembali: harta kembali, keluarga kembali, lalu siapa yang menemani kita di dalam? () Yang tinggal satu, siapa yang tinggal itu?)
وعمله (Amalnya)
Kalau pernah tangan ini dipakai mengusap kepala anak yatim, kalau pernah tangan ini dipakai untuk bergotong royong membangun masjid, kalau pernah tangan ini dipakai untuk menyumbang, infaq, shadaqah, wakaf, zakat, maka itulah yang akan menolong kita di hadapan Allah SWT.
Kalau pernah kaki ini dipakai melangkahkan kaki ke masjid melaksanakan fardhu shalat berjama’ah, kalau pernah kaki ini dipakai berjihad fi sabilillah, maka itu yang akan menolong kita di hadapan Allah SWT.
Ketika mata meneteskan air mata di tengah malam yang sunyi, yang sepi, ketika orang lain tidur pulas, ada seorang hamba Allah yang terjaga melawan kantuknya, lalu dia kenang dosanya begitu banyak, lalu di teteskan air mata, maka itulah yang akan dapat menolong kita di hadapan Allah SWT. Lain dari pada itu: هباء منثورا (seperti debu ditiup angin).
Hadirin jama’ah jum’at yang dimuliakan Allah SWT.
Hari jum’at hari yang mulia, mari kita gunakan sejenak: وقفة مع النفس (sejenak bersama jiwa). Selama sepekan ini kita terlalu sibuk mengurus orang lain, sibuk mengurus urusan orang lain, sehingga kita tak sempat mengurus urusan kita sendiri. Oleh sebab itu mari kita merenung sejenak, itu yang dipesankan oleh para shahabat Nabi, para ulama: تفكروا ساعة (berfikir sejenak), berfikir menggunakan akal yang diberikan Allah SWT sebelum masanya tiba, karena ketika tiba masanya, saat itu orang tak lagi dapat berfikir, ketika azab sudah di pelupuk mata, ketika jeritan tangis karena kesakitan azab didengar telinga, saat itu orang-orang yang berada di dalam neraka berkata kepada Allah SWT:
ربنا (Ya Tuhan kami)
أبصرنا (Mata kami sudah menengok itu azab yang menyakitkan)
وسمعنا (Kami pun sudah mendengar azab itu)
فرجعنا (Balikkan lagi kami ke alam dunia)
نعمل صالحا (Kami ingin beramal shalih)
إنا موقنون (Kami yakin seyakin-yakinnya)
Tapi betapa malangnya, saat itu tak ada lagi gunanya penyesalan karena saat itu bukan waktunya untuk menyesal, saat itu adalah waktu untuk mempertanggung-jawabkan segala amal perbuatan kita di hadapan Allah SWT.
بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم، ونفعني وإياكم بما فيه من الأيات والذكر الحاكم، وتقبل مني ومنكم تلاوته إنه هو الغفور الرحيم
Download MP3 rekamannya di link:
http://www.tafaqquhstreaming.com/?page_id=472

Sumber : https://alveesyukri.wordpress.com/2012/07/28/khutbah-jumat-di-masjid-agung-an-nuur-06-juli-2012/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar